Minggu, 13 Mei 2012

Menlu RI: Kongres Diaspora Indonesia Akan Tingkatkan Kontribusi WNI di Luar Negeri

Menlu Marty M. Natalegawa menyambut baik gagasan Kongres Diaspora Indonesia sebagai perwujudan langkah mengelola potensi, meningkatkan peran dan kontribusi WNI di luar negeri. Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Media Kemlu, PLE Priatna usai menghadiri pertemuan Menlu Marty dengan Dubes RI untuk AS Dino Pati Djalal di Pejambon, hari ini (11/05).



“Tadi Dubes Dino menyampaikan laporan kepada Menlu RI mengenai rencana penyelenggaraan Kongres Diaspora Indonesia (Congress of Indonesian Diaspora/CID 2012) di Los Angeles pada 6-8 Juli 2012,” jelas Priatna.


Diaspora Indonesia adalah orang-orang Indonesia yang merantau di seluruh dunia, baik yang berdarah maupun yang berjiwa dan berbudaya Indonesia, tanpa melihat status hukum, bidang pekerjaan, latar-belakang etnis dan kesukuannya.


Diperkirakan jumlah perantauan Indonesia adalah sekitar 5,8 juta dan tersebar di Australia, Malaysia, Singapura, Suriname, Amerika Serikat, Belanda, Suriname, Timur Tengah dan negara-negara lainnya.

“Diaspora Indonesia lebih dari sekedar perantau. Mereka adalah komunitas yang penuh dengan ide, keahlian, modal dan jaringan. Diaspora Indonesia terdiri dari TKI, entrepreneur, mahasiswa, professional, seniman, peneliti, inovator, dan lain-lain. Dengan semakin menonjolnya kepentingan dan peran global Indonesia di abad ke-21, diaspora Indonesia tampil menjadi suatu komunitas besar yang strategis,” kata Dino.

Dino juga menuturkan melalui Kongres tersebut Menlu berharap WNI yang tinggal di berbagai penjuru dunia dapat lebih saling mengenal. Lebih dari itu, mereka diharapkan dapat meningkatkan peran dan kontribusi dalam berbagai hal.

“Semua masyarakat kita di luar negeri, kita sinergikan kekuatan dan kontribusinya sebagai bagian penting dari Indonesia,” tutur Menlu seperti disampaikan Priatna.

Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik A.M. Fachir yang juga hadir dalam pertemuan di Pejambon tersebut, menjelaskan Kongres Diaspora Indonesia merupakan realisasi dari hasil Rapat Koordinasi Kepala Perwakilan RI di Jakarta, Februari yang lalu.

“Melalui gagasan ini, kita kuatkan dan berdayakan para pemangku kepentingan kita di luar negeri,” imbuhnya.

Kongres Diaspora Indonesia atau CID ini mengusung suatu paradigm baru, yaitu paradigma "diaspora" yang melihat seluruh insan Indonesia di luar negeri sebagai aset, potensi, kekuatan, dan bahkan sebagai tauladan. Diaspora Indonesia dihargai sebagai bagian penting dari Indonesia, sebagai unsur bangsa yang produktif, dinamis, dan kunci penting dari sukses Indonesia di abad ke-21.
Tema utama yang diambil dalam Kongres ini adalah “The power of Harmony in Diversity. Unleashed worldwide!” Dipilih karena sesuai dengan misi dan tujuan penyelenggaraan acara ini. Sub tema yang akan diangkat adalah Managing Diaspora, Diaspora “Bapak Asuh”, Diaspora Award, Diaspora Brain Bank dan how to be come local politician.

Dengan tema itu, CID bertujuan untuk mendorong masyarakat diaspora Indonesia dimanapun mereka berada agar dapat merapat untuk menjadi suatu komunitas besar dan membangun kekuatan yang riil.

CID ini akan menjadi peristiwa bersejarah karena merupakan pertemuan akbar pertama di dunia yang dilakukan khusus untuk diaspora Indonesia. Kongres mengundang peserta Diaspora Indonesia dari berbagai penjuru dunia.

Berkaitan dengan penyelenggaraan, panitia telah mengirimkan undangan kepada diaspora Indonesia di berbagai negara seperti Belanda, Suriname, Belgia, Australia, Singapura, Malaysia dan sebagainya melalui Perwakilan RI di masing-masing negara.

CID juga akan menghadirkan pembicara-pembicara yang inspiratif dan terkemuka. Beberapa pembicara yang akan hadir diantaranya Bapak Sehat Sutardja, Presiden Direktur Marvell; Peter Gontha, Chairul Tandjung, dan sebagainya. Panitia juga telah mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadi pembicara pada sesi pleno.

CID akan mengusung berbagai program diskusi dengan tema-tema yang dipandang relevan dengan konteks Diaspora Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang.
Beberapa sesi diskusi itu antara lain: pendidikan dan inovasi, kewirausahaan dan pilihan karir, pluralism, demorasi dan good governance, bagaimana terlibat aktif sebagai pembuat kebijakan di politik lokal di negara masing-masing, bagaimana memasarkan produk dan budaya Indonesia di luar negeri, memulai bisnis di Indonesia, Diaspora muda dan sebagainya.

Selain berbagai program diskusi, CID akan menghadirkan pameran inovasi Indonesia, exhibisi batik, job fair, pagelaran musik dari musisi terkemuka di tanah air maupun talenta lokal yang ada di Los Angeles.

Terlebih lagi, melalui CID ini akan pula diselenggarakan pertemuan yang membahas hasil-hasil kongkret, seperti komite manajemen diaspora ke depan, komite “brain bank diaspora Indonesia” dan komite “1 sekolah 1 komputer”, yang merupakan program untuk menyalurkan bantuan 1 komputer ke sekolah-sekolah di Indonesia yang membutuhkannya.

Satu hal yang juga diharapkan dihasilkan dari CID ini adalah sebuah Deklarasi Diaspora, yang dicetuskan bersama pada akhir program. (sumber: KBRI Washington/PLE/Yo2k/Peye)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More