Rabu, 09 Mei 2012

Menlu Indonesia Kembali Angkat Isu Palestina di Mesir

Menteri Luar Negeri RI berkesempatan menjadi pembicara pertama dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri Gerakan Non Blok di Sharm el Sheikh, Mesir tanggal 9 Mei 2012.




Menlu RI kembali menekankan visi GNB dalam menghadapi tantangan global dewasa ini.

“GNB harus menjadi gerakan politik Negara berkembang yang memberikan kontribusi bagi penciptaan perdamaian dan keamanan dunia; memberikan kontribusi bagi pembangunan politik dan demokrasi; serta memberikan kontribusi bagi kemakmuran global” ujar Menlu RI.

Visi ini telah diusulkan pertama kali oleh Presiden RI dalam pidato pembukaan pada pertemuan tingkat Menteri Gerakan Non Blok bulan Mei 2011 di Bali, Indonesia.

“untuk menciptakan perdamaian dan keamanan global, GNB harus terus senantiasa mengedepankan diplomasi; penyelesaian konflik melalui cara damai dan berjuang demi perdamaian” sambung Marty.

Indonesia pada kesempatan tersebut menyampaikan kawasan Asia dan Pasifik yang relative damai dan stabil dalam beberapa decade ini, telah memberikan ruang yang besar bagi Negara-negara di kawasan untuk memfokuskan pada pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat.

“Pengesahan Bali Principles pada East Asia Summit tahun 2011 yang lalu di Bali menegaskan upaya yang dilakukan Indonesia dan Negara ASEAN lainnya dalam mendorong prinsip-prinsip hubungan yang didasari atas kerja sama dan kemitraan serta penyelesaian konflik dengan cara damai” contoh Marty dalam pernyataannya.

“Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan Dasa Sila Bandung yang disahkan pada tahun 1955, dimana Gerakan Non Blok lahir” sambung Menlu RI.

Indonesia menekankan pentingnya GNB memberikan kontribusi bagi pembangunan politik yang demokratis. Demokrasi telah menjadi suara dan keinginan rakyat termasuk rakyat Negara GNB.

Menlu RI merujuk pada tranformasi politik yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara dan Myanmar.

Isu Palestina juga menjadi salah satu agenda penting pertemuan GNB tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia kembali menyuarakan pentingnya pengakuan universal atas Kemerdekaan Palestina.
“Kemerdekaan Palestina bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah keniscayaan” tegas Menlu RI.

Masyarakat internasional harus menunjukkan aksi konkrit untuk memastikan kemerdekaan Palestina sesuai dengan batas wilayah tahun 1967 dimana Yerusalem Timur merupakan ibu kotanya.

Menandai penutupan KTM GNB, telah disahkan Dokumen Sharm El Sheikh, Deklarasi Palestina dan Deklarasi tentang Tawanan Politik Palestina yang memuat pandangan, komitmen dan tindak lanjut GNB atas berbagai isu politik dan ekonomi global termasuk dalam upaya mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Pada kesempatan yang sama juga disepakati Deklarasi Seabad Gerakan Pembebasan Kongres Nasional Afrika sebagai salah satu inspirator dari prinsip-prinsip GNB dan menerima tawaran Venezuela untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB ke-17 pada tahun 2015.

Hasil akhir dari Pertemuan di Sharm El Sheikh, yang terinspirasi dari dokumen Pertemuan GNB di Bali tahun lalu, akan menjadi masukan utama bagi persiapan penyelenggaraan KTT GNB ke-16 di Teheran, Iran, pada bulan Agustus mendatang. (sumber: BAM dan AL)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More