Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wapres Boediono mempimpin rapat paripurna kabinet membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) sekaligus pagu indikatif 2013. Rapat yang berlangsung di Kantor Presiden, Kamis (10/5) pukul 14.00 WIB, ini akan mendengarlkan paparan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkeu Agus Martowardojo, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Presiden mengingatkan, tahun ini dan 2013 nanti merupakan waktu yang paling baik untuk meningkatkan kinerja dan mencapai sasaran yang lebih baik lagi. Tahun 2014 akan ada pemilihan umum, baik pemilu legislatif maupun pemilu Presiden. "Diantara kita akan ada yang melaksanakan tugas-tugas politik, meskipun --saya ingatkan sekali lagi-- tugas-tugas pemerintahan, tugas negara, harus menjadi prioritas. Tetapi realistiknya bagaimanapun akan ada waktu yang akan digunakan untuk menjalankan tugas politik tersebut," kata Presiden dalam pengantar rapat paripurna.
Sebagai Presiden yang akan mengakhiri masa baktinya pada pemilu yang akan datang, SBY akan terus menjaga keutuhan dan keberlanjutan kabinet ini. SBY akan terus memimpin kabinet untuk melakukan percepatan dan peningkatan atas banyak hal.
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2012 beberapa saat lalu, Presiden SBY mengajak jajaran pemerintahan pusat dan daerah bersama-sama mencapai sasaran RKP 2012 dan APBN-P 2012 dengan baik. "Sukses tahun ini akan menjadi modal, akan kita lanjutkan tahun depan dengan rencana yang sedang kita rancang hari ini," SBY menjelaskan.
Kepala Negara menambahkan, situasi perekonomian dunia tahun ini belum aman. Dalam triwulan pertama, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa ada kelambatan dalam ekspor Indonesia. "Dengan menurunnya ekspor maka saya meminta Menteri Perdagangan dan menteri terkait untuk melakukan kerja esktra agar ekspor yang mengalami permasalahan di pasar global ini bisa kita jaga. Kalau menurun, harapan kita tidak terlalu drastis," ujar Presiden SBY.
Dengan menurunnya ekspor, SBY ingin memastikan belanja pemerintah, utamanya belanja modal dan barang, jangan sampai meleset dan salah sasaran agar pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap pada angka 6,5 persen. Lainnya adalah investasi, dimana Presiden meminta agar investasi dari dalam negeri maupun luar negeri tetap berjalan. "Jumlahnya cukup besar, kalau tidak ada hambatan bisa mengganti porsi ekspor yang menurun itu," kata Presiden. (dit)
0 komentar:
Posting Komentar