Gianyar, Bali: Misi sekaligus tantangan perekonomian Indonesia sekarang dan ke depan adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi angka pengangguran.
"Atau bisa disimpulkan, misi sekaligus tantangan Indonesia adalah untuk terus meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengantar rapat kerja bidang ekonomi di Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali, Senin (15/5) pukul 09.00 WITA.
Raker yang dimajukan sejam lebih awal dari rencana semula ini dengan agenda utama mendengarkan lanjutan paparan Komite Ekonomi Nasional (KEN). Paparan ini merupakan rekomendasi KEN kepada pemerintah.
Presiden berharap rekomendasi KEN ini sudah diolah sedemikian rupa dengan pemikiran matang untuk kepentingan memajukan perekonomian bangsa.
Menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran, lanjut Presiden, merupakan tugas kembar pemerintah. "Di satu sisi pertumbuhan yang berkelanjutan harus kita jaga, sustainable growth with equity, Di sisi lain, inti pembangunan di negara berkembang adalah untuk terus meningkatkan taraf hidup rakyatnya," ujar SBY menjelaskan.
Saat ini, tren perekonomian Indonesia bergerak naik, dalam arti mencapai sasaran yang dituju. Momentum ini, ujar Presiden, harus dijaga.
Memang masih harus ada yang dioptimalkan lagi dan masih banyak perbaikan yang harus dilakukan. "Itu semua kita lakukan dalam situasi dunia yang tidak menentu, yang belum kondusif benar bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Oleh karena itu di satu sisi kita bersyukur, di sisi lain kita harus menjawab berbagai tantangan sekaligus mencapai hasil yang lebih baik lagi," Presiden SBY menambahkan.
"Agar misi berhasil, pada tingkat negara diperlukan kebijakan, rencana aksi, dan setelah itu dijalankan semuanya. Tanpa itu tidak mungkin momentum kita jaga dan taraf hidup rakyat kita tingkatkan," Kepala Negara mengingatkan.
Rakyat, kata SBY, lebih menginginkan hasil, apakah kebijakan yang dibuat membawa dampak positif. Dari sisi pemerintah, semua itu tidak akan bisa tercapai tanpa kebijakan, rencana, tata kelola, dan implementasi yang benar.
Presiden memuji rekomendasi KEN di waktu yang lalu sebagai sesuatu yang bukan di awang-awang. Rekomendasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. "Satu lagi yang bisa saya apresiasi rekomendasi KEN selalu kontekstual, melihat kondisi di Indonesia, kondisi yang berkembang di tingkat kawasan, bahkan dunia," ujar SBY.
Sebuah kebijakan, Kepala Negara melanjutkan, selalu terdapat pro dan kontra, serta mengundang debat. "Paling tidak kita telah menetapkan satu kebijakan yang kita olah, bertujuan, dan dijalankan dengan baik," kata Presiden.
Menteri-menteri KIB II yang hadir diantaranya Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menkeu Agus Martowardojo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menperin MS Hidayat, Mentan Suswono, Menkop dan UKM Syarief Hasan, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menlut dan Perikanan Cicip Soetardjo, Menteri PDT Helmi Faisal, dan Seskab Dipo Alam.
Ketua KEN Chairul Tandjung hadir bersama anggota KEN James Riyadi, Erwin Aksa, Nina Sapti Partiwidardo, dan Sandiaga Uno. Hadir pula Gubernur Bali Made Mangku Pastika. (dit)
0 komentar:
Posting Komentar